Madinah

.......................

Mekah

.....................

Bertaubatlah

Ajal tidaklah menunggu kita untuk bertaubat, tetapi kitalah yang menunggu ajal dengan bertaubat.

ADAB MENUNTUT ILMU

Akan aku jelajahi semua negeri untuk mencari ilmu, atau aku akan mati sebagai orang asing, jika diriku harus mati. Aku tidak menyesal karena ALLAH pasti merahmati aku, Tetapi jika selamat, Aku akan segera kembali.

Senin, 13 Mei 2013

Wawancara



Wawancara

Dalam riset SDM, wawancara diterapkan dengan cara bertanya kepada karyawan  secara pribadi.
Metode ini kebanyakan digunakan untuk memperoleh informasi tentang diri karyawan, misalnya saat calon karyawan sedang diseleksi.
Pengertian wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan individual, ketika seorang responden ditanyai pewawancara guna mengungkapkan perasaan, motivasi, sikap, atau keyakinannya terhadap suatu topik.

Sumber:
Istijanto, 2005, Riset Sumber Daya Manusia, Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi Kerja Karyawan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 37-38.

Survei



Survei

Metode survey banyak dijumpai dalam riset SDM.
Data dikumpulkan dengan menanyai karyawan melalui daftar pertanyaan atau kuesioner terstruktur.
Dengan survey, periset ingin memperoleh data, seperti preferensi, sikap, perasaan, atau pengetahuan responden, dengan bertanya.
Survey diharapkan menakup semua karyawan sehingga hasil survey dapat dipandang mewakili seluruh populasi atau sebagian besar karyawan.
Jika jumlah karyawan tidak terlalu besar, semua karyawan dapat disurvei.
Dalam pelaksanaannya, survey melalui kuesioner terstruktur berarti semua pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden merupakan pertanyaan standar.
Standar di sini berarti antara satu responden dengan responden lain diberi pertanyaan sejauh tercantum  dalam kuesioner (bedakan hal ini dengan riset kualitatif).
Responden hanya menjawab pertanyaan sejauh tercantum dalam kuesioner.
Selain itu biasanya kuesioner memuat alternative jawaban tertentu, sehingga karyawan  yang disurvei cukup memilih jawaban sesuai pendapatnya.
Untuk mengumpulkan data melalui survey dapat diterapkan beberapa cara, yaitu survey intersep, survey melalui telepon, survey melalui surat, dan survey melalui jaringan komputer atau internet.

Sumber:
Istijanto, 2005, Riset Sumber Daya Manusia, Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi Kerja Karyawan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 43.

Survei Individu



Survei Individu

Dengan metode ini, periset individu langsung bertatap muka dengan karyawan yang disurvei.
Sebelum pelaksanaan, terlebih dahulu periset membuat janji dengan karyawan, menentukan waktu dan tempat  pelaksanaan survey.
Ruangan yang digunakan untuk survey sebaiknya berada satu gedung dengan tempat karyawan bekerja untuk meminimalkan waktu dan biaya transport periset.
Ruangan diupayakan bebas dari gangguan luar, seperti suara bising, orang lalu lalang, dan pandangan orang.
Pilih pelaksanaan waktu yang nyaman bagi karyawan, misalnya saat istirahat siang setelah makann.
Selanjutnya, karyawan yang disurvei diundang masuk ke dalam ruangan, lalu periset atau asistennya menanyai karyawan tersebut dengan sejumlah pertanyaan terstyruktur atau kuesioner yang sudah disiapkan sebelumnya.
Jawaban karyawan dicatat periset untuk analisis lebih lanjut.
Survei individu juga bisa dilakukan dengan mendatangi rumah setiap karyawan.
Namun, cara ini meningkatkan biaya transportasi dan menghabiskan lebih banyak waktu serta tenaga periset.

Sumber:
Istijanto, 2005, Riset Sumber Daya Manusia, Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi Kerja Karyawan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 44.

Data Sekunder



DATA SEKUNDER

Sesuai dengan arti kata sekunder (bahasa Inggris “secondary”) yang berarti kedua – bukan secara langsung dari sumbernya – data sekunder dapat didefinisikan sebagai data yang telah dikumpulkan pihak lain, bukan oleh pariset sendiri, untuk tujuan lain.
Artinya periset adalah “tangan kedua” yang sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut (yang kadang sudah berwujud informasi) ke pihak lain yang telah mengumpulkan di lapangan.
Periset hanya memanfaatkan data yang ada untuk penelitiannya.
Keberadaan data sekunder tidak dipengaruhi riset yang akan dijalankan peneliti, sebab data tersebut sudah disediakan pihak lain secara berkala atau pada waktu tertentu.

Sumber:
Istijanto, 2005, Riset Sumber Daya Manusia, Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi Kerja Karyawan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 27.

Data Kuantitatif



Data Kuantitatif

Bertolak belakang dengan data kualitatif, data kuantitatif bersifat terstruktur.
Ragam data yang diperoleh dari sumbernya-misalnya pendapat karyawan yang ditanyai atau obyek yang diamati-cenderung berpola lebih terstruktur, sehingga mudah dibaca periset.
Kondisi ini dimungkinkan sebab, dalam mengumulkan data, periset menggunakan alat yang terstruktur, misalnya alternative jawaban terhadap pertanyaan yang disampaikan kepada responden.
Alhasil responden sekedar memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya.
Karena pilihan jawaban sudah ditentukan alternative tersebut.
Selanjutnya periset berusaha mengubah data atau jawaban para responden menjadi satuan kuantitatif atau angka, misalnya “Ya” = 1 dan “Tidak” = 2.
Data ini dikaitkan dengan angka, oleh karena itu dinamakan data kuantitatif.

Sumber:
Istijanto, 2005, Riset Sumber Daya Manusia, Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi Kerja Karyawan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 33-34.