Madinah

.......................

Mekah

.....................

Bertaubatlah

Ajal tidaklah menunggu kita untuk bertaubat, tetapi kitalah yang menunggu ajal dengan bertaubat.

ADAB MENUNTUT ILMU

Akan aku jelajahi semua negeri untuk mencari ilmu, atau aku akan mati sebagai orang asing, jika diriku harus mati. Aku tidak menyesal karena ALLAH pasti merahmati aku, Tetapi jika selamat, Aku akan segera kembali.

Senin, 19 Desember 2011

Administrasi Keuangan Negara


Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Program Pascasarjana.

Sugeng Rusmiwari
081 334 995 112

Administrasi Keuangan Negara

1.    Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dasar Administrasi Keuangan Negara meliputi:  Hukum, Political Circumstances, dan Teknik-teknik, serta Pengaturan Organisasi.
Tugas:
a.         Berikan analisis kritis atas konsep tersebut di atas !
b.       Variabel mana yang memiliki hubungan paling erat atau dominan, serta tunjukkan apa kelebihan dan kekurangannya.

2.   Agar Implementasi Pengelolaan Keuangan Keuangan Negara dapat maksimal maka  dapat dilihat dari berbagai pendekatan di antaranya:  Pendekatan dari sisi Obyek, Pendekatan dari sisi Subyek, Pendekatan dari sisi Proses, Pendekatan dari sisi Tujuan, Pendekatan dari sisi Administratif.
Tugas:
Pendekatan tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan good corporate governance dengan model Best practices, jelaskan makna dan hakekatnya !

3.       Keseriusan Pemerintah dalam pengelolaan  keuangan negara dari sisi kebijakan publik dapat dilihat dari UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang  Perbendahraan Negara dan UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Tugas:
Bilamana hal tersebut dipakai sebagai public found dalam melaksanakan  public service agar dapat optimal yakinkah saudara public good dapat tercapai, berikan analisis kritis, sebutkan faktor-faktor pendukungnya dan kendala-kendalanya.

4.  Penyusunan dan evaluasi administrasi keuangan negara (APBN-D)  agar akuntable, transparan dan proporsional, satu diantaranya menggunakan model indikator atau capaian kinerja dengan Public Policy dengan pertimbangan outcome, visi, misi dan tujuan, strategisnya serta umpan balik audit sector public.
Tugas:
Berikan analisis kritis atas konsep tersebut di atas, hingga terbentuk model sederhana tentang Otonomi Daerah Mampu Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


sugengrusmiwari.blogspot.com

Pengertian Motivasi


PENGERTIAN MOTIVASI

Sugeng Rusmiwari
081 334 995 112

Renungan:
1.      Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda: “Sesungguhnya agama itu mudah (ringan), siapa yang memperberat dirinya dalam beragama, maka ia tidak akan bias melaksanakannya, karena itu amalkanlah agama sesuai tuntunannya, berusahalah mendekatkan diri kepada Allah, bergembiralah dengan pahala yang akan kau terima, dan kerjakanlah salat pada pagi hari, siang dan penguhujung malam”. (HR. Al Bukhari, no. 39).

2.      Orang yang sukses sebenarnya dibentuk dari kebiasaan melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh orang yang pernah gagal. (John C. Maxwell, Kepemimpinan 101, Mitra Media, 2002, h. 62)

Pengertian Motivasi
Kata kata yang umum dimasukkan dalam definisi motivasi: hasrat, keinginan, harapan, tujuan, sasaran, kebutuhan, dorongan, motivasi dan insentif.
Kata motivasi dari Latin movere, yang berarti bergerak.
Arti ini adalah bukti definisi komprehensif berikut ini:
Motivasi adalah proses yang dimulai dengan defisiensi fisiologis atau   psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan atau insentif.

Dengan demikian, kunci untuk memahami proses motivasi bergantung pada pengertian hubungan antara kebutuhan, dorongan, dan insentif.

Rumus proses motivasi:

KEBUTUHAN DORONGAN INSENTIF

Proses Motivasi :              PM = K, D, I. (sugeng r)

Dalam konteks system, motivasi mencakup tiga elemen yang berinteraksi dan saling tergantung:

1.       Kebutuhan.
Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis atau psikologis.
Misalnya, kebutuhan muncul saat sel dalam tubuh kehilangan makanan atau air atau
Ketika tidk ada orang lain yang bertindak sebagai teman atau sehabat.

2.       Dorongan.
Dengan  beberapa pengecualian, dorongan, atau motif (dua istilah yang sering digunakan secara bergantian), terbentuk untuk mengurangi kebutuhan. 
Dorongan fisiologis dapat didefinisikan sebagai kehilangan petunjuk.
Dorongan fisiologis dan psikologis adalah tindakan yang berorientasi dan menghasilkan daya dorong dalam meraih insentif.
Hal tersebut adalah proses motivasi.
Contohnya kebutuhan akan makanan dan minuman, diterjemahkan sebagai dorongan lapar dan haus, dan kebutuhan berteman menjadi dorongan untuk berafiliasi. 

3.       Insentif.
Semua yang akan mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan.
Dengan demikian, memperoleh insentif akan cenderung memulihkan keseimbangan fisiologis atau psikologis dan akan mengurangi dorongan.
Makan, minum dan berteman cenderung akan memulihkan keseimbangan dan mengurangi dorongan yang ada.

Bacaan:
Fred Luthans, Perilaku Organisasi, Penerbit Andi Yogyakarta, 2006, h. 270.

Motivasi


MOTIVASI (MOTIVATION)

Sugeng Rusmiwari
081 334 995 112

Renungan:
1.      Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudriy ra. Dia berkata, Rasulullah Saw, pernah bersabda, “Ketika aka sedang tidur, aku bermimpi ada orang yang berpakaian diperlihatkan kepadaku, mereka ada yang berpakaian sampai ke dada, ada yang berpakaian lebih pendek lagi, dan Umar bin Al-Khathab diperlihatkan kepadaku dalam mimpi itu dengan mengenakan pakaian panjang sampai menyentuh tanah”. Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah, bagaimana Anda menafsirkan mimpi tersebut ?” Beliau menjawab: “Pakaian tersebut adalah agama”. (HR. Al-Bukhari, no 23).

2.       Ketika Anda berhenti belajar, Anda berhenti memimpin (Rick Warren, dalam John C. Maxwell, Kepemimpinan 101, Mitra Media, 2002, h. 60)


Motivasi
1.       George R. Terry:
Motivation is the desire within an individual that stimulates him or her to action.
Motivasi adalah keinginan di dalam seorang individu yang mendorong ia untuk bertindak.
(George R. Terry, Principles of Management, Seventh Edition, Richard D. Irvin, Homewood, Illionis, 1977, page 390).

2.       Harold Koontz et al:
Motivation refers to the drive and effort satisfly a want or goal. (Harold Koontz, et al, Management, Seventh Edition, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo, 1980, p. 634)
Artinya:
Motivasi menunjukkan dorongan dan usaha untuk memenuhi / memuaskan sutau kebutuhan atau untuk mencapai sutau tujuan.

Motivasi:
Proses atau factor yang mendorong orang untuk bertindak  atau berperilaku dengan cara tertentu.
Proses motivasi mencakup:
a.       Pengenalan dn penilaian kebutuhan yang belum dipuaskan.
b.      Penentu tujuan yang akan memuaskan kebutuhan.
c.       Penentuan / keputusan untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan.

Sumber:
Moekijat, Dasar-dasar Motivasi, Penerbit Sumur Bandung, 1984, h.10.




Motif


MOTIF (MOTIVE)

Sugeng Rusmiwari
081 334 995 112

Renungan:
1.       Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudriy ra. Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda “Ketika penghuni surge masuk kedalam surge dan penghuni neraka masuk kde dalam neraka, Allah Swt, berfirman “Keluarkanlah penghuni neraka yang di dalam hatinya terdapat iman meskipun seberat biji sawi”. Maka mereka dikeluarkan dari neraka dengan tubuh yang hitam kelam, lalu mereka dimasukkan ke dalam sungai Al-Haya atau Al-Hayat”… (HR. Al Bukhari, no 22). 

2.       Tidak ada yang dapat member seseorang keuntungan lebih banyak dari pada yang lain, kecuali sikap selalu berkepala dingin dan tenang dalam kondisi apapun. (Thomas Jefferson, dalam John C. Maxwell, Kepemimpinan 101, Mitra Media, 2002.


Definisi:
a.       David B. Guralnik,
Motive: an inner drive, impulse, etc. that causes one to act. (David B. Guvid B. Guralnik, Webster’s New world Dictionary, William Collins Publishers, Inc, Cleveland, Ohit,  1979, p. 314)
Artinya:
Suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati, dan sebaginya yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu.

b.      Harold Koontz,
“is  an inner state that energizes, activates, or moves (hence motivation), ands or channels behavior toward goals” (Harold Koontz, et al, Management, Seventh Edition, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo, 1980, p. 632)
Artinya:
Adalah suatu keadaan dari dalam yang member kekuatan, yang menggiatkan, atau yang menggerakkan, karenanya disebut penggerakan atau motivasi, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku kea rah tujuan-tujuan.

c.       Nasution:
Dengan motif dimaksud segala daya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu.


Sumber:
Moekijat, Dasar-dasar Motivasi, Penerbit Sumur Bandung, 1984, h.9.


Minggu, 18 Desember 2011

Macam dan Jenis Rapat


MACAM – JENIS RAPAT

Bahan kuliah Adm. Perkantoran

Sugeng Rusmiwari
081 334 995 112

Renungan:
1.      Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah…..(QS. Ar-Ra’d, ayat 11).
2.      Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri, dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya di tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (QS. Al-Israa’, ayat 15).

Dalam melaksanakan Rapat dapat dibedakan menjadi beberapa macam, tergantung pada pendekatan yang digunakan.

Dari tujuannya, rapat dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
A.  Rapat Penjelasan, rapat ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada para peserta, atas masalah yang dihadapi.
B.  Rapat Pemecahan, rapat ini dilakukan dengan tujuan mencari pemecahan suatu masalah, dari peserta rapat, dan disimpulkan secara bersama.
C.    Rapat Perundingan, rapat dilaksanakan dengan tujuan menghindari adanya perselisihan.

Menurut sifatnya dibedakan menjadi 4, antara lain:
 A.  Rapat resmi (formal meeting)
Rapat ini diselenggarakan untuk membahas masalah yang sangat penting dan mendasar dengan dipandu keprotokolan yang mengatur kelancaran jalannya rapat. Peserta rapat  mendapatkan pemberitahuan terlebih dahulu, dilengkapi dengan agenda rapat.
B.     Rapat tidak resmi (informal meeting)
Rapat yang diadakan tidak berdasarkan perencanaan yang formal, dan dilakukan dari kasus per kasus.
C.     Rapat terbuka
Rapat dihadiri oleh semua anggota dan materi yang dibahas tidak merupakan masalah yang bersifat tidak rahasia.
  D. Rapat tertutup
Rapat dihadiri oleh peserta rapat tertentu saja dan masalah yang dibahas merupakan masalah-masalah yang masih bersifat rahasia.

Menurut jangka waktunya, rapat dibedakan menjadi sebagi berikut :
A.   Rapat mingguan
Rapat yang diadakan seminggu sekali dan biasanya membahas masalah-masalah yang bersifat rutin.    
B.   Rapat bulanan
Rapat yang diadakan setiap bulan sekali dan membahas masalah-masalah yang terjadi selama sebulan yang lalu.
C.       Rapat semesteran
Rapat yang diadakan setiap enam bulan sekali dengan membahas masalah-masalah yang terjadi selama enam bulan yang lalu dan program-program selanjutnya untuk enam bulan ke depan.
D.       Rapat tahunan
Rapat yang diadakan setahun sekali.

Menurut frekuensinya, rapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
A.       Rapat rutin
       Rapat yang sudah ditentukan waktunya.
B.       Rapat insidentil
Rapat tidak terjadwal. Biasanya rapat ini membahas masalah yang sifatnya penting dan harus diseleseikan bersama.

Menurut saluran hubungan dalam organisasi, rapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
A.     Rapat Vertikal, rapat antara pimpinan dengan para bawahan dalam rangka pemberian informasi tentang berbagai peraturan atau kebijakan pemimpin, atau dalam rangka pengambilan keputusan, dalam rapat ini bawahan diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran sehingga dengan demikian pimpinan dapat memberikan motivasi kepada para bawahan untuk berpikir secara kreatif.
B.      Rapat Horizontal, rapat yang berlangsung antara pejabat atau pegawai yang setingkat. Rapat ini diselenggarakan dalam rangka untuk mendapatkan koordinasi dan kerjasama di antara unit yang ada dalam organisasi, untuk menghindari adanya duplikasi pekerjaan dan  ingkar tanggung jawab dari masing-masing pejabat dalam pelaksanaan tugas.

Berdasarkan pelaksanaannya, dibedakan menjadi dua macam antara lain:
A.     Rapat kerja terpimpin, dalam rapat ini pimpinan memegang peran utama dalam pengambilan keputusan. Rapat kerja pimpinan juga dapat berlangsung dalam rangka pemberian penjelasan tentang peraturan atau petunjuk agar dalam pelaksanaannya dapat berlangsung secara serentak dan seragam.
B.      Rapat kerja terbuka, rapat kerja terpimpin, dimana pimpinan tidak memegang peranan utama dan para peserta diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran positif yang dimilikinya. Rapat semacam ini diselenggarakan untuk mendapatkan sumbangan pikiran.